Trawlmediaindonesia.id
Jakarta – Lembaga Pemangku Adat Jayakarta menggelar Haul Agung Jayakarta sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur, tokoh, dan pejuang Jayakarta yang telah berperan besar dalam sejarah berdirinya Jakarta. Acara yang berlangsung khidmat ini diisi dengan doa bersama, pembacaan sejarah perjuangan, serta pembacaan Sabdo Raja yang di iringi para Raja Sultan Se-Nusantara yang bertepatan peringatan setiap sewindunya (8 tahun) masa bakti adipati Jayakarta dan Penghormatan pusaka Jayakarta, serta berbagai kegiatan budaya Betawi.
Ketua Lembaga Pemangku Adat Jayakarta Ratu Bagus Abi Munawir Al Madani Mertakusuma PANGERAN RATU JAYAKARTA IX menyampaikan bahwa Haul Agung Jayakarta bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga sarana untuk mngingatkan generasi muda akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya, persatuan, dan sejarah bangsa,
“Haul ini adalah momentum untuk mendoakan para leluhur Jayakarta sekaligus meneguhkan kembali jati diri masyarakat Betawi sebagai pewaris budaya,” ujarnya.
Selain doa bersama, acara juga dimeriahkan dengan penampilan seni tradisional Betawi, silaturahmi tokoh adat, serta pembacaan doa untuk keselamatan bangsa dan masyarakat.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Lembaga Pemangku Adat Jayakarta berharap Haul Agung Jayakarta dapat menjadi agenda rutin yang mempererat kebersamaan dan melestarikan warisan budaya Betawi di tengah perkembangan zaman,
Pangeran Ratu Jayakarta IX pun memimpin pembacaan SABDO RAJA yang maksud tujuannya adalah berdoa bersama, bersatunya para Penerus Raja Sultan dengan memohon restu untuk Nusantara bersatu, Indonesia Maju, Rakyat Makmur Sejahtera, Jayakarta Raharja, SABDO RAJA ini dibacakan bersama agar Negara Indonesia kedepan menjadi negeri yang Baldatun thoyibun warrabun Ghofur, dan cita cita leluhur segera terwujud untuk kemaslahatan umat dan kesejahteraan rakyatnya, juga akan menghancurkan secara bentuk kedzholiman dan dengan pembacaan ini orang orang yang ditugaskan dalam menata negeri ini, Pemerintah Negara dan pemerintah kota jakarta akan binasa secara nyata, itu pesan yang kuat yang disampaikan leluhur Jayakarta.