• Jelajahi

    Copyright © Trawlmediaindonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates
    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIBqT-OUa9jEiq7Y9uWvEHU21SukZMSTRfLaLx0KdplJ_yfjH-i7OPr8bce05ALbCWpWjujNUD4MVagpNnbneabAIH3qHmMkP-uGzdd_my4I7drwKvgG1F_ZM7b6R7CieebuQjCxQJ8TI3mYiVWyF-TSJ7KX9lE3xDHHZlwljYMKhxPV41s9zoOtqn0Tk/s1350/1001703115.png"

    Proyek Rehabilitasi SMPN 19 Kota Bekasi diduga Tidak Sesuai Spesifikasi, Aktivis: Dinas Lakukan Pemeriksaan

    trawlmediaindonesia
    Senin, 22 September 2025, 16:41 WIB Last Updated 2025-09-22T09:41:13Z



    Trawlmediaindonesia.id

    Kota Bekasi - Proyek yang berjudul, rehabilitasi sedang/berat SMPN 19 Kota Bekasi dengan nilai kontrak fantastis mencapai Rp 4,29 miliar menuai sorotan. Pantauan di lapangan memperlihatkan sejumlah penyimpangan serius dalam pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh PT Reza Berkah Abadi.


    Sejak tahap awal, menurut Yayat Hidayat Pemerhati Pembangunan infrastruktur Kota Bekasi, kualitas pekerjaan sudah menimbulkan tanda tanya. Material pondasi yang seharusnya menggunakan batu belah berkualitas, justru dicampur dengan puing-puing bekas bongkaran. Praktik ini jelas mengurangi kekuatan struktur pondasi, namun tetap dilakukan tanpa koreksi.


    Bukan itu saja, untuk ukuran besi tulangan yang dipakai terlihat lebih kecil dari standar teknis. Apalagi jarak antar cincin pengikat pun terlalu lebar, sehingga berpotensi mengurangi daya ikat beton dan melemahkan kolom struktur. Padahal, kualitas tulangan adalah salah satu faktor vital dalam kekuatan bangunan,"kata yayat senin, (22/09/2025). 


    Di sisi lain, lanjut yayat, aspek keselamatan kerja (K3) juga diabaikan. Para pekerja tampak bekerja tanpa helm proyek, sepatu safety, maupun perlengkapan pelindung lainnya. Kelalaian ini tidak hanya membahayakan pekerja, tetapi juga menandakan lemahnya profesionalitas kontraktor.


    Ironisnya lagi, proyek bernilai miliaran rupiah ini nyaris tanpa pengawasan. Tidak terlihat satu pun perwakilan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi yang melakukan pemantauan di lokasi. Kondisi ini memunculkan dugaan adanya pembiaran bahkan kemungkinan permainan dalam pelaksanaan proyek,"ungkap yayat. 


    “Kalau pondasi dan besi saja sudah tidak sesuai, bagaimana nanti kekuatan bangunannya justru sangat riskan, jangan sampai nantinya membahayakan anak-anak yang sedang belajar. 


    Seharusnya, kualitas bangunan benar-benar maksimal. Kalau sejak awal sudah ditemukan campuran puing, besi tak sesuai spesifikasi, sudah jelas kontraktor ingin mencari keuntungan yang sangat signifikan,"jelasnya.


    Perlu di pertanyakan, komitmen Dinas dan kontraktor seperti apa? dalam memastikan kualitas mutu di setiap kegiatan bangunan yang menggunakan anggaran APBD. Sebab, jika praktik seperti ini dibiarkan, bukan hanya uang negara yang terbuang, tetapi keselamatan siswa dan guru yang akan dipertaruhkan.


    Maka dari itu, saya mendesak Diperkimtan Kota Bekasi agar melakukan tidakan tegas untuk memeriksa kegiatan yang sudah dikerjakan kontraktor, sesuai spesifikasi atau tidak,"tegasnya.


    (Sopian)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini