• Jelajahi

    Copyright © Trawlmediaindonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Sjafrie Tetapkan Tiga Titik Kunci Pengamanan Nasional: Jakarta, Aceh, dan Papua

    trawlmediaindonesia
    Selasa, 25 November 2025, 12:59 WIB Last Updated 2025-11-25T05:59:49Z

     


    Trawlmediaindonesia.id

    Jakarta - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa pemerintah telah menetapkan tiga titik utama pengamanan yang menjadi pusat gravitasi (center of gravity) stabilitas nasional.    


    Kali Ketiga titik tersebut diprioritaskan karena memiliki nilai strategis bagi kelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, serta berbagai program pembangunan yang sedang berjalan di Indonesia. "Kita sudah menetapkan tiga Center of Gravity yang harus kita jamin faktor keamanannya dalam rangka menunjang kegiatan, baik itu kegiatan sosial maupun kegiatan ekonomi serta pembangunan," ujar Sjafrie usai rapat tertutup bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025). 


    Sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, Jakarta menempati posisi pertama dalam prioritas pengamanan. Sjafrie menjelaskan bahwa pengamanan di ibu kota dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan TNI dari matra laut, udara, hingga darat. "Yang pertama Jakarta sendiri, kita amankan Jakarta itu dari 360 derajat. Baik dari pengamanan pantai, maupun pengamanan udara, serta pengamanan di darat kita lakukan," ujarnya. Pendekatan multi-layer ini dinilai penting untuk memastikan seluruh aspek vital tetap berfungsi normal, sekaligus mencegah potensi gangguan yang dapat memengaruhi stabilitas nasional. Titik pengamanan kedua adalah Provinsi Aceh. Posisi geografis Aceh sebagai pintu masuk dari barat menjadikan wilayah ini penting dalam arus ekonomi, perdagangan internasional, dan mobilitas masyarakat. Menhan menekankan perlunya langkah strategis untuk menjaga keamanan di wilayah tersebut agar fungsi Aceh sebagai gerbang negara tetap optimal. 


    Papua dan pendekatan smart approach  


    Papua menjadi titik ketiga yang diprioritaskan. Sjafrie menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah smart approach, yakni menggabungkan pendekatan teritorial (soft approach) dan operasi taktis (hard approach). "Sehingga kita ingin merebut hati rakyat agar supaya mereka-mereka yang masih belum mempunyai satu kesamaan pemikiran terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita ajak untuk bersama-sama," ujarnya. 


     Meski demikian, Menhan menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman taktis di Papua. Namun demikian, dalam rangka menjaga kedaulatan, kedaulatan negeri ini jangan sampai diinjak-injak oleh orang. "Sehingga kita tetap harus bersiap siaga dan meneruskan melanjutkan kewaspadaan terhadap kemungkinan-kemungkinan ancaman taktis yang dapat mengganggu keamanan dan kelancaran kehidupan sosial masyarakat dan juga kegiatan pembangunan yang ada di Papua," jelas Sjafrie.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini