Trawlmediaindonesia.id
Kota Bekasi – Pekerjaan rehabilitasi jalan di Jl. Turi 11, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, menuai sorotan setelah awak media menemukan dugaan ketidaksesuaian antara volume material yang dikirim dengan yang digelar di lapangan.
Proyek ini berada di bawah Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, dengan pelaksana CV Bayau, nilai kontrak Rp 146.376.882,37, dan durasi pekerjaan 45 hari kalender.
Di lapangan, awak media melakukan pengecekan fisik menggunakan jangka sorong serta mewawancarai konsultan, mandor aspal, pekerja, dan pengawas.
➤ Konsultan Diduga Tak Menguasai Data Lapangan
Saat dikonfirmasi, konsultan bernama Anton memberikan jawaban yang membingungkan dan terkesan tidak memahami kondisi pekerjaan.
Ketika awak media bertanya mengenai panjang, lebar, dan volume pekerjaan, konsultan Anton malah menegur:
“Ngapain nanya panjang lebar? Ngapain tanya-tanya ribet? Gak kayak orang-orang…”
Saat ditanya kembali mengenai panjang jalan yang dikerjakan, Anton akhirnya menjawab:
“Panjang semua 144 meter. Saya baru datang dari lokasi lain, saya juga belum tahu.”
Sikap konsultan ini menimbulkan tanda tanya, karena seharusnya konsultan menguasai seluruh data teknis dan volume pekerjaan yang sedang dia awasi.
➤ Mandor Aspal Mengaku 6 Mobil, Pekerja Bilang Hanya 5 Mobil
Saat dikonfirmasi kepada Bowo, perwakilan tim mandor aspal, ia menyebut:
“Enam mobil bang.”
Namun ketika awak media bertanya kepada salah satu pekerja yang menghitung langsung jumlah mobil aspal yang datang, jawabannya berbeda:
“Saya hitung cuma lima mobil bang.”
Di sisi lain, bukti foto di lapangan menunjukkan mobil terakhir dengan nomor polisi E 8431 MG sebagai unit kelima.
➤ Hanya 40 Ton Aspal yang Digelar, Bukan 50 Ton
Dari seluruh mobil yang datang, diketahui:
Mobil ke-1 hingga ke-4 digelar normal
Mobil ke-5 mau sempat digelar namun sebagian gagal terpasang karena hujan
Satu mobil yang kehujanan tidak jadi dipakai dan ditolak warga, sama pa (RT)
Artinya:
↘ Total aspal yang seharusnya 50 ton hanya terpasang 40 ton.
➤ Hasil Ukur Aspal: Tebal Kurang, Lebar Variatif
Hasil pengukuran lapangan (jangka sorong):
Tebal Aspal
Kiri: 2 cm
Kanan: 2,7 cm
Tengah: 3,3 cm
Standar minimal AC-WC saja adalah 3 cm, sehingga bagian kiri dan kanan diduga di bawah standar.
Lebar Jalan Sangat Variatif
Awak media mengukur langsung
Ada yang 4 meter
Ada 4,2 meter
Ada 4,8 meter
Ada 5,2 meter
Kepala tukang pa Ahmat menyebut :
“Gembur 5,5 cm, padet jadi 4 cm.”
Namun setelah dicek, lapisan padat tidak ditemukan mencapai 4 cm, terutama di bagian samping kiri dan kanan.
➤ Panjang Jalan Tidak Sesuai Data Konsultan
Konsultan menyatakan panjang jalan 144 meter,
➤ Pengawas: “Saya Bertanggung Jawab, Pekerjaan Normatif”, Namun Ketika Diminta Menjamin… Diam
Ketika awak media bertanya kepada kepala mandor lapangan Pa Ahmat, ia mengatakan:
“Saya bisa bertanggung jawab, pekerjaan saya normatif.”
Namun saat awak media bertanya balik:
“Jika pekerjaan ini ternyata di bawah standar, apakah Bapak berani bertanggung jawab sepenuhnya?”
Pa Ahmat tidak bisa menjawab dan hanya diam.
Kesimpulan Temuan di Lapangan
1. Volume aspal diduga tidak sesuai, dari 50 ton hanya 40 ton yang digelar.
2. Tebal aspal sebagian di bawah standar, hanya 2–2,7 cm di sisi kiri dan kanan.
3. Lebar jalan tidak seragam dan tidak dijelaskan oleh konsultan maupun pengawas.
4. Konsultan Anton tidak menguasai data lapangan dan sempat memarahi awak media.
5. Mandor Pa Ahmat tidak bisa memastikan tanggung jawab saat diminta kepastian.
6. Panjang pekerjaan juga diduga tidak sesuai antara 144–145 meter.
7. Satu mobil aspal tidak bisa digelar karena hujan dan ditolak pa Rt atow warga
8.Bergelombang,parah dan di genangi air
(Sopian)


