Trawlmediaindonesia.id
Bekasi — Proyek pengecoran jalan lingkungan di Jalan Bambu Kuning, Kelurahan Marga Mulya, mendapat kritik keras dari warga. Sejumlah temuan di lapangan menunjukkan pengerjaan tidak mengikuti standar teknis dasar dan minim pengawasan. (19/11).
Pantauan warga memperlihatkan beton dicor tanpa papan begisting, dengan sebagian area hanya dialasi plastik bekas. Bahkan plastik tersebut sudah diinjak-injak dan dilintasi gerobak, namun tidak diganti dan tetap digunakan sebagai alas sebelum beton dituangkan.
“Pelastik bekas diinjek, dilintasi gerobak, tapi nggak diganti. Langsung dituang lagi cornya,” ujar salah satu warga.
Janji Wali Kota Disebut Baru Turun pada 2025
RT 04, Tono, mengatakan bahwa warga sudah mendapatkan janji perbaikan sejak 2024.
“Janji Pak Tri dari 2024. Tapi baru diturunin 2025,” ungkapnya.
Warga menilai janji tersebut akhirnya terealisasi, namun kualitas pelaksanaan justru menimbulkan banyak keluhan.
Tidak Ada Pengawas Sejak Awal Pekerjaan
RT Tono menyebut bahwa sejak awal aktivitas pengerjaan hingga proses pengecoran berlangsung, tidak pernah ada pengawas proyek yang hadir.
Hal ini dibenarkan oleh RW 08 Hendra, yang menegaskan bahwa selama pekerjaan berlangsung, tidak terlihat petugas pengawasan dari instansi mana pun.
Papan Nama Proyek Tidak Ada, RT Mengaku Tidak Tahu Siapa Pelaksananya
Warga juga mempertanyakan tidak adanya papan nama proyek, yang merupakan kewajiban informasi publik.
RT 03, Iyus, dan RT 04, Tono, mengaku sama-sama tidak mengetahui siapa pelaksana pekerjaan karena tidak ada identitas maupun penjelasan resmi.
“Papan nama nggak ada. Kita juga nggak tahu siapa pelaksana proyek ini,” kata RT Iyus.
Tanggapan Santai dari Kelurahan
Saat ditanya warga mengenai pemasangan begisting serta kualitas pengerjaan, petugas Kelurahan Marga Mulya, Sumantri, memberikan jawaban santai seolah menjawab percakapan harian.
“Ya menurut abang gimana?” ujarnya ketika ditanya mengenai standar teknis.
Ia hanya menyebut bahwa urusan teknis berada di bawah UPTD Kecamatan, yang berkaitan dengan pejabat bernama Eko, tanpa penjelasan lebih lanjut.
RT Tono: Kerjaan Asal-Asalan, Saya Sampai Marah
RT Tono mengaku sempat marah karena hasil pekerjaan tidak sesuai standar.
“Kerjaannya nggak maksimal, asal-asalan. Nggak pakai papan begisting. Saya sampai marah,” tegasnya.
Warga Desak Evaluasi Total
Warga berharap Pemerintah Kota Bekasi segera turun tangan menilai ulang kualitas pengerjaan. Sejumlah masalah yang menjadi sorotan meliputi:
Cor tidak rata dan tidak padat
Banyak titik tanpa begisting
Plastik bekas tidak diganti meski sudah rusak/dilintasi gerobak
Tidak ada pengawas proyek
Tidak ada papan nama
RT dan warga tidak tahu pihak pelaksana
Warga menuntut adanya pengawasan resmi dan perbaikan standar pengerjaan agar jalan lingkungan dapat bertahan lama dan aman digunakan.
(Sopian)


