• Jelajahi

    Copyright © Trawlmediaindonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Jalan Baru Rasa Jalan Rusak: Cor Retak, Drainase Tanpa Lantai Dasar, Pengawasan Nol Besar

    trawlmediaindonesia
    Jumat, 19 Desember 2025, 15:10 WIB Last Updated 2025-12-19T08:10:13Z

    Trawlmediaindonesia.id

    Kota Bekasi — Proyek peningkatan Jalan Raya Hankam di Kecamatan Pondok Melati, RT, 06. RW. 08 kEL.jatirahayu KEC. Pondok melati jl. Bonjong nangka VI Kota Bekasi, menuai sorotan keras. Belum genap sepekan setelah pengecoran, kondisi jalan beton sudah menunjukkan retakan, sementara pekerjaan drainase U-Ditch diduga dipasang tanpa lantai dasar (lantai kerja), sebuah pelanggaran serius dalam pelaksanaan konstruksi.


    Proyek bernilai Rp3.740.498.338 yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2025 ini berada di bawah tanggung jawab Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, dengan pelaksana CV Olivia Margaret dan waktu pelaksanaan 75 hari kalender.


    Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan kualitas pekerjaan yang jauh dari harapan.


    Baru Dicor, Beton Sudah Retak


    Pantauan di lokasi memperlihatkan retakan pada permukaan jalan beton, meski usia coran masih sangat muda. Kondisi ini memunculkan dugaan kuat bahwa mutu beton, kadar air, serta metode pelaksanaan tidak sesuai spesifikasi teknis.


    Parahnya, saat proses penggosokan permukaan, beton disebut disiram air berlebihan agar tidak cepat mengeras, praktik yang berisiko menurunkan kuat tekan beton dan mempercepat kerusakan dini.


    Material beton diketahui berasal dari PT Kariya Beton, namun hasil di lapangan memunculkan tanda tanya besar terkait pengendalian mutu.


    U-Ditch Dipasang Tanpa Lantai Dasar


    Masalah paling krusial terdapat pada pekerjaan drainase. U-Ditch dipasang tanpa lantai dasar (lantai kerja), padahal lantai dasar berfungsi sebagai alas perata dan penjamin kestabilan elemen saluran.


    Ripki, warga setempat, mengungkapkan secara langsung temuan tersebut.

    “Pas pasang Yudit itu nggak pakai lantai dasar,” ujarnya.


    Selain itu, adukan beton disebut sangat encer, bahkan sisa puing dan material bekas galian ikut dimasukkan ke dalam pekerjaan drainase, yang berpotensi menyebabkan saluran cepat amblas, retak, atau bergeser.


    Cor dan Drainase Satu Anggaran


    Dari keterangan pekerja di lokasi, diketahui bahwa pekerjaan pengecoran jalan dan pemasangan drainase U-Ditch berada dalam satu anggaran proyek.


    “Saluran sama cor jadi satu,” kata Pa Karidin, pekerja di lapangan.


    Namun penyatuan pekerjaan tersebut justru dinilai tidak diimbangi dengan pengendalian mutu dan pengawasan yang memadai.


    Konsultan Pengawas Tak Pernah Terlihat


    Saat dikonfirmasi mengenai konsultan pengawas, Pa Karidin menyebut nama konsultan Dudo. Namun saat dicari di lokasi, konsultan pengawas tidak berada di tempat.


    “Yah, agak malam datang,” ujar Pa Karidin.


    Kondisi ini memperkuat dugaan bahwa fungsi pengawasan proyek tidak berjalan maksimal, meski proyek bernilai miliaran rupiah dan berada di jalur vital.


    Pengawasan Dipertanyakan


    Serangkaian temuan mulai dari retak dini beton, drainase tanpa lantai dasar, material sisa dimasukkan, hingga ketiadaan konsultan pengawas di lapangan — menjadi indikator kuat lemahnya pengawasan teknis.


    Warga menilai proyek ini berpotensi menjadi jalan baru rasa jalan rusak, bahkan sebelum masa pemeliharaan dimulai.


    Warga Desak Audit Teknis


    Warga sekitar mendesak DBMSDA Kota Bekasi untuk segera:


    Melakukan audit teknis menyeluruh


    Menguji mutu beton dan metode curing


    Membongkar dan memperbaiki U-Ditch yang dipasang tanpa lantai dasar


    Menindak tegas pihak pelaksana jika terbukti melanggar spesifikasi


    Jika kondisi ini dibiarkan, proyek peningkatan Jalan Raya Hankam dikhawatirkan hanya akan menjadi simbol gagalnya pengawasan dan pemborosan anggaran, sementara masyarakat menanggung risiko kerusakan dan bahaya di kemudian hari.



    (Sopian)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini