• Jelajahi

    Copyright © Trawlmediaindonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates
    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIBqT-OUa9jEiq7Y9uWvEHU21SukZMSTRfLaLx0KdplJ_yfjH-i7OPr8bce05ALbCWpWjujNUD4MVagpNnbneabAIH3qHmMkP-uGzdd_my4I7drwKvgG1F_ZM7b6R7CieebuQjCxQJ8TI3mYiVWyF-TSJ7KX9lE3xDHHZlwljYMKhxPV41s9zoOtqn0Tk/s1350/1001703115.png"

    Di Acara Halal Bihalal Pengajian Limo-Cinere, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin Berpesan Begini!

    trawlmediaindonesia
    5/04/2024, 16:46 WIB Last Updated 2024-05-04T09:46:22Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    TRAWL MEDIA INDONESIA
    - Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Prof. Dr. Din Syamsuddin memberi pengajian pada Halal Bihalal Pimpinan Cabang Muhammadiyah atau Pimpinan Cabang Aisyiah Limo-Cinere. Walau baru keluar dari RS, Din Syamsuddin berceramah/berdialog sekitar 1,5 jam dengan penuh semangat. Seratusan jamaah yg memenuhi Graha Aras, Ar-Ridha As-Salam, mengikuti ceramah dan dialog tersebut dengan penuh antusias.


    Dalam ceramahnya, Din Syamsuddin menegaskan bahwa tujuan kita berMuhammadiyah adalah semata-mata mencari ridha Allah SWT. Maka seseorang yg berada dan berjuang dalam Muhammadiyah sejatinya sedang dalam perjalanan fi sabilillah.


    Pada sesi dialog atas pertanyaan seorang peserta Prof. Din Syamsuddin menguraikan tentang urgensi amar makruf nahyi munkar terutama dalam menghadapi kemungkaran struktural. Kemungkaran struktural, katanya, sangat berbahaya karena daya rusaknya luar biasa terhadap kehidupan bersama. Kemungkaran struktural berupa adanya sistem yg rusak, dan semakin dirusak oleh rezim yg berkuasa yg ingin melanggengkan kekuasaannya dalam politik dinasti yg nyata.


    Jika kerusakan dan pengrusakan ini tidak segera dihentikan maka akan melanggengkan lingaran setan (vicious circle) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemungkaran struktural demikian, selain meruntuhkan kedaulatan rakyat, juga potensial meruntuhkan negara bangsa. Tandasnya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini